Abtrak
Hasil penelitian sebelumnya telah
diperoleh tipologi pengembangan potensi ekotourisme di Kota Batu dan potensi ekotourisme
wisata Cangar. Namun demikian belum diungkap lebih jauh pengembangan industri
ekotourisme Kota Batu dalam perspektif kebijakan. Oleh karena itu penelitian
ini bertujuan untuk menjelaskan pengembangan ekotourisme Kota Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengembangan ekotourisme Kota Batu
dalam perspektif kebijakan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka fokus
penelitian ini adalah pengembangan industri ekotourisme Kota Batu dalam
perspektif kebijakan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian Fenomenologi. Subyek
penelitian adalah Badan Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kota (Bappeko)
Batu dan Dinas Pariwisata Kota Batu. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
dokumentasi dan wawancara mendalam. Data penelitian yang diperoleh dianalisis
dengan analisis kualitatif (content analysis) dengan menggunakan Interactive
Model dari Miles and Huberman. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
dinyatakan bahwa pengembangan industri ekotourisme Kota Batu dalam perspektif
kebijakan jika dikaji dari standar pengembangan potensi ekotourisme menurut
indikator International Ecotourism Society dan Mader, sudah termasuk baik.
Pengembangan industri ekotourisme melibatkan semua dinas di Kota Batu, dan juga
meliputi semua aspek Pengembangan industri ekotourisme melibatkan semua dinas
di Kota Batu, dan juga meliputi semua aspek kehidupan yaitu aspek ekonomi, sosial
budaya, politik, dan keamanan.
Kata kunci: industri ekotourisme,
pengembangan teknis, perspektif kebijakan
PENDAHULUAN
World Tourism Organization (Boo, 2004) melaporkan
adanya pergeseran pada orientasi industri wisata dari industri wisata
konvensional menjadi industri ekotourisme. Pengembangan potensi industri
ekotourisme menjadi sebuah trend penggalian Pendapatan Asli Daerah (PAD),
termasuk Kota Batu yang mempunyai visi sebagai kota agropolitan bernuansa
pariwisata. Hasil penelitian terdahulu telah diperoleh tipologi pengembangan
potensi ekotourisme di Kota Batu (Budiyanto, 2006), potensi ekotourisme wisata
Cangar (Budiyanto,2005), namun demikian belum diungkap lebih jauh pengembangan
industri ekotourisme Kota Batu. Dalam kontek Kota Batu sebagai Kota Agrowisata
maka pengembangan industri ekotourisme menjadi strategis.
METODE
Alur Penelitian Penyusunan Konsep
Pengembangan Industri Ekotourisme Kota Batu dalam Perspektif Kebijakan
Pendekatan riset yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif desain Fenomenologi dengan subyek
penelitian meliputi Badan Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kota
(Bappeko) Kota Batu dan Dinas Pariwisata Kota Batu. Data penelitian dikumpulkan
dengan metode dokumentasi untuk data visi,misi, arah kebijakan, konsep,
strategi, dan program kerja pengembangan ekotourisme Kota Batu dan wawancara
mendalam untuk mendapatkan informasi kebijakan pengembangan industri ekotourisme
Kota Batu yang tertuang dalam Rencana Induk Pengembanan Pariwisata Daerah
(RIPPDA) Kota Batu dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batu. Sebelum
dianalisis data diuji keabsahan datanya dengan menggunakan triangulasi.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis kualitatif dengan cara analisis isi (content analysis).
Analisis isi adalah suatu teknik yang sistematik untuk menganalisis makna pesan
dan cara mengungkapkan pesan. Langkah yang dilakukan pada analisis isi dalam penelitian
ini menggunakan interactive model dari Miles dan Huberman (Miles &
Huberman, 1994). Model ini mengandung 4 komponen yang saling berkaitan, yaitu
(1) Pengumpulan data; (2) Penyederhanaan atau reduksi data; (3) Penyajian data;
(4) Penarikan; dan Pengujian atau verifikasi simpulan (Budiyanto, 2002).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kota Batu merupakan daerah yang giat
mengembangkan industri ekotourismenya dalam upaya meningkatkan PAD, yang
tercermin dalam RIPPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah). Pengembangan
industri ekotourisme di Kota Batu dilakukan dengan terus menyempurnakan
kebijakan yang menyangkut visi, misi, arah kebijakan, konsep, strategi, dan
program kerja pengembangan ekotourisme (termasuk industrinya) Kota Batu.
Ekotourisme menurut The Asian
Ecotourism Society (2002) dalam Boo (2004) merupakan bentuk perjalanan wisata
yang bertanggung jawab ke kawasan alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi
lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Sedangkan
menurut World Tourism Organization(WTO) dan United Nations Environment Program(UNEP)
ekotourisme adalah suatu kegiatan wisata yang menitikberatkan keseimbangan
antara menikmati keindahan alam dan upaya pelestarian lingkungan (alam dan
budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya. Penerapan
ekotourisme yang benar, tidak saja akan mendatangkan devisa tetapi juga dapat mengeliminasi
kerusakan lingkungan.
Aktivitas ekotourisme meliputi
beberapa prinsip yaitu:
1) Mengurangi dampak lingkungan;
2) Memberdayakan lingkungan alam dan
budaya;
3) Meningkatkan pengalaman positif
bagi wisatawan dan penduduk setempat
4) Meningkatkan dana untuk kegiatan konservasi
5) Meningkatkan dana untuk kegiatan
pemberdayaan penduduk setempat;
6) Meningkatkan sensitivitas untuk
kebijakan politik
setempat, lingkungan, dan sosial
7) Mendukung hak pekerja
8) Fasilitasi pendidikan.
SIMPULAN
Pengembangan industri ekotourisme Kota
Batu dalam perspektif kebijakan dilakukan dengan menyempurnakan kebijakan
pengembangan pariwisata Kota Batu dengan menggunakan standar pengembangan
industri ekotourisme dunia. Pengembangan industri eotourisme tersebut tercermin
dalam berbagai aspek kebijakan yaitu visi, misi, arah kebijakan, konsep
pengembangan, strategi pengembangan, dan program kerja pengembangan ekotourisme.
Pengembangan industri ekotourisme melibatkan semua dinas di Kota Batu, dan juga
meliputi semua aspek kehidupan yaitu aspek ekonomi, sosial budaya, politik, dan
keamanan. Pengembangan industri ekotourisme berdasarkan indikator The
International Ecotourism Societydan Mader di Kota Batu sudah termasuk baik. Hal
ini dikarenakan dari indikator pengembangan industri ekotourisme menurut The
International Ecotourism Society dan Mader secara umum telah direncanakan dikembangkan
dengan baik dalam perpektif kebijakan. Dalam upaya mengembangkan industri
ekotourisme Kota Batu, maka diperlukan koordinasi, kerja keras berbagai pihak
untuk mengimplementasikan kebijakan pengembangan industri ekotourisme yang
terdokumentasi dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota
Batu dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batu.
penulis : MOCH. AGUS KRISNO BUDIYANTO