Minggu, 14 Desember 2014

ANALISIS RISIKO PEMASANGAN PIPA BAJA PADA PT BALI GRAHA SURYA

             Risiko menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap aktivitas perusahaan sehingga cara terbaik yang dapat dilakukan adalah mengantisipasi dan melindungi diri terhadap risiko. Permasalahan yang terjadi pada PT BALI GRAHA SURYA adalah pada proses welding dan welding inspection, stringing pipa, dan trenching pipa di mana risiko yang terjadi memengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karyawan dan juga memengaruhi lama waktu penyelesaian proyek. Dalam penelitian ini digunakan konsep manajemen risiko untuk menganalisis risiko operasional, di mana konsep tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi, mengawasi, dan mengkomunikasikan kejadian risiko yang berhubungan dengan segala aktivitas yang terjadi di perusahaan.  Tindakan untuk penanganan risiko tersebut adalah mewajibkan pekerja menggunakan APD, memeriksa semua kondisi isolasi untuk mengetahui kondisi alat yang akan digunakan, bekerja sesuai dengan SOP, memasang dinding pengaman galian, dan penempatan tanah bekas galian minimal 1 meter dari bibir galian.
            Risiko adalah probabilitas suatu kejadian yang mengakibatkan kerugian ketika kejadian itu terjadi selama periode tertentu dan pengaruhnya dapat diukur dengan mengalikan frekuensi kejadian dan dampak dari kejadian tersebut (Mills, 2001). PT BALI GRAHA SURYA merupakan salah satu perusahaan di Surabaya yang bergerak dalam bidang konstruksi perpipaan minyak dan gas bumi. Dalam pelaksanaannya, kegiatan konstruksi mengalami keterlambatan karena banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi sehingga memengaruhi anggaran biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Tujuan utama dari manajemen risiko dalam proyek pipa adalah untuk meminimalkan dampak kerugian akibat dari suatu risiko pada perusahaan.
            pemecahan masalah sangat diperlukan dalam usaha mendukung proses penelitian. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan, merupakan tahap pengumpulan informasi untuk mengidentifikasi permasalahan, penentuan tujuan, studi literatur, dan studi lapangan.
2. Tahap Pengumpulan Data, pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi dan data-data awal dari objek penelitian melalui proses wawancara dan brainstorming dengan pihak manajemen selaku responden. Proses pengumpulan data menggunakan dua jenis kuesioner yaitu kuesioner awal, sebagai alat untuk mengidentifikasi variabel risiko yang relevan terhadap objek penelitian.
3. Tahap Pengolahan Data, tahap ini dilakukan setelah variabel risiko yang relevan terhadap proyek diperoleh sehingga dapat dilanjutkan dengan proses penilaian untuk menentukan prioritas risiko yang akan dikelola kemudian. Tahapan pengolahan data yang dilakukan meliputi penilaian probabilitas dan dampak dari segi K3, waktu dan biaya, mengingat ketiga kriteria ini sangat signifikan berpengaruh terhadap faktor risiko yang terjadi (Prihandono dan Wiguna, 2010). Adapun proses penilaian melibatkan 4 responden dari pihak manajemen yaitu manajer proyek, purchasing, site manager, dan HSE. Selanjutnya dilakukan proses pembobotan terhadap dampak risiko dengan menggunakan AHP dan melakukan perhitungan RPI (Alijoyo, 2006). Berdasarkan nilai bobot dampak risiko dan nilai RPI, maka penentuan risiko yang dominan berdasarkan nilai indeks risiko terbobot dapat dilakukan. Dari nilai indeks terbobot, dapat ditentukan respons risiko terhadap risiko yang paling dominan. Pada tahap ini juga akan dilakukan proses pemetaan variabel risiko kedalam matriks probabilitas–dampak (Probability-Impact Grid) berdasarkan atas skala penilaian yang telah ditetapkan (Hanafi, 2009).
4. Tahap Analisis Data, sebagai tahap selanjutnya adalah melakukan analisis pengklasifikasian perlakuan terhadap risiko serta usulan perbaikan terhadap masing-masing risiko kegagalan pada proses pemasangan pipa gas sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan kegagalan proses yang terjadi. Pendekatan yang digunakan dalam analisis data mengikuti pendekatan yang digunakan oleh AS/NZS 4360:2005 yaitu Australian/New Zealand Risk          
PT BALI GRAHA SURYA merupakan salah satu perusahaan di Surabaya yang bergerak dalam bidang konstruksi perpipaan minyak dan gas bumi. Spesialisasi bidang usaha PT BALI GRAHA SURYA adalah mekanikal dan elektrikal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prabowo dan Singgih (2009) yang selanjutnya diolah dengan menggunakan skala Guttman maka diperoleh variabel-variabel risiko yang relevan pada proyek pemasangan instalasi pipa gas. Dari 37 variabel risiko yang dianalisis dalam kuesioner pendahuluan, terdapat dua variabel risiko yang tidak relevan yaitu variabel hambatan dari masyarakat yang mengarah ke anarkis dan faktor lingkungan yang mungkin terjadi pada saat pembuangan air hydrotest. Responden yang dalam hal ini adalah karyawan dan pihak manajemen proyek, juga menambahkan variabel risiko yang mungkin dapat terjadi pada proyek. Tambahan variabel risiko dari responden adalah adanya bahaya gangguan pernapasan yang masuk ke dalam sumber bahaya pengecatan. Hasil dari kuesioner pendahuluan akan dipakai sebagai variabel dalam kuesioner utama untuk mendapatkan nilai probabilitas dan dampak dari setiap variabel.
       Variabel-variabel risiko yang relevan terhadap pelaksanaan proyek konstruksi pipa gas pada PT BALI GRAHA SURYA sejumlah 36 variabel risiko. Terdapat 3 variabel risiko yang paling dominan memengaruhi kegiatan konstruksi yaitu (1) bahaya terbakar, sinar UV dari pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan api las, bahaya kejatuhan pipa, fume atau asap logam, tersetrum mesin las; (2) risiko tertimpa dan terjepit pipa pada proses stringing pipa; (3) kondisi tanah yang labil yang mengakibatkan keruntuhan pada bantaran sungai. Berdasarkan atas variabel dominan yang dipilih untuk diprioritaskan, maka solusi untuk mengendalikan risiko adalah mewajibkan pekerja untuk menggunakan APD yang sesuai, memeriksa semua kondisi isolasi untuk mengetahui kondisi alat yang akan digunakan, bekerja sesuai dengan SOP, memasang dinding pengaman galian, dan penempatan tanah bekas galian minimal 1 meter dari bibir galian. Beberapa rekomendasi perbaikan berkelanjutan yang dapat diusulkan kepada pihak manajemen adalah memberikan peraturan yang tegas dan jelas terhadap para pekerja agar selalu memakai APD yang sesuai serta mematuhi prosedur yang ada serta pengawasan terhadap pelaksanaan pemasangan pipa tetap dipertahankan agar tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat fatal bagi pekerja dan perusahaan.


Penulis :FitriaDeviAnggrainidanNiLuhPutuHariastuti*
Sumber: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/industri/issue/view/227



Tidak ada komentar:

Posting Komentar