Risiko
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap aktivitas perusahaan
sehingga cara terbaik yang dapat dilakukan adalah mengantisipasi dan melindungi
diri terhadap risiko. Permasalahan yang terjadi pada PT BALI GRAHA SURYA adalah
pada proses welding dan welding inspection, stringing pipa, dan trenching pipa
di mana risiko yang terjadi memengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
karyawan dan juga memengaruhi lama waktu penyelesaian proyek. Dalam penelitian
ini digunakan konsep manajemen risiko untuk menganalisis risiko operasional, di
mana konsep tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi, mengawasi, dan
mengkomunikasikan kejadian risiko yang berhubungan dengan segala aktivitas yang
terjadi di perusahaan. Tindakan untuk penanganan risiko tersebut
adalah mewajibkan pekerja menggunakan APD, memeriksa semua kondisi isolasi
untuk mengetahui kondisi alat yang akan digunakan, bekerja sesuai dengan SOP,
memasang dinding pengaman galian, dan penempatan tanah bekas galian minimal 1
meter dari bibir galian.
Risiko adalah probabilitas suatu
kejadian yang mengakibatkan kerugian ketika kejadian itu terjadi selama periode
tertentu dan pengaruhnya dapat diukur dengan mengalikan frekuensi kejadian dan
dampak dari kejadian tersebut (Mills, 2001). PT BALI GRAHA SURYA merupakan
salah satu perusahaan di Surabaya yang bergerak dalam bidang konstruksi
perpipaan minyak dan gas bumi. Dalam pelaksanaannya, kegiatan konstruksi
mengalami keterlambatan karena banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi sehingga
memengaruhi anggaran biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Tujuan utama
dari manajemen risiko dalam proyek pipa adalah untuk meminimalkan dampak
kerugian akibat dari suatu risiko pada perusahaan.
pemecahan
masalah sangat diperlukan dalam usaha mendukung proses penelitian. Adapun
tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan, merupakan tahap
pengumpulan informasi untuk mengidentifikasi permasalahan, penentuan tujuan,
studi literatur, dan studi lapangan.
2.
Tahap Pengumpulan Data, pada
tahap ini dilakukan pengumpulan informasi dan data-data awal dari objek
penelitian melalui proses wawancara dan brainstorming dengan pihak
manajemen selaku responden. Proses pengumpulan data menggunakan dua jenis
kuesioner yaitu kuesioner awal, sebagai alat untuk mengidentifikasi variabel
risiko yang relevan terhadap objek penelitian.
3. Tahap Pengolahan Data, tahap ini dilakukan
setelah variabel risiko yang relevan terhadap proyek diperoleh sehingga dapat
dilanjutkan dengan proses penilaian untuk menentukan prioritas risiko yang akan
dikelola kemudian. Tahapan pengolahan data yang dilakukan meliputi penilaian
probabilitas dan dampak dari segi K3, waktu dan biaya, mengingat ketiga
kriteria ini sangat signifikan berpengaruh terhadap faktor risiko yang terjadi
(Prihandono dan Wiguna, 2010). Adapun proses penilaian melibatkan 4 responden
dari pihak manajemen yaitu manajer proyek, purchasing, site manager,
dan HSE. Selanjutnya dilakukan proses pembobotan terhadap dampak risiko dengan
menggunakan AHP dan melakukan perhitungan RPI (Alijoyo, 2006). Berdasarkan
nilai bobot dampak risiko dan nilai RPI, maka penentuan risiko yang dominan
berdasarkan nilai indeks risiko terbobot dapat dilakukan. Dari nilai indeks
terbobot, dapat ditentukan respons risiko terhadap risiko yang paling dominan.
Pada tahap ini juga akan dilakukan proses pemetaan variabel risiko kedalam
matriks probabilitas–dampak (Probability-Impact Grid) berdasarkan atas
skala penilaian yang telah ditetapkan (Hanafi, 2009).
4.
Tahap Analisis Data, sebagai
tahap selanjutnya adalah melakukan analisis pengklasifikasian perlakuan
terhadap risiko serta usulan perbaikan terhadap masing-masing risiko kegagalan
pada proses pemasangan pipa gas sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan
kegagalan proses yang terjadi. Pendekatan yang digunakan dalam analisis data
mengikuti pendekatan yang digunakan oleh AS/NZS 4360:2005 yaitu Australian/New
Zealand Risk
PT
BALI GRAHA SURYA merupakan salah satu perusahaan di Surabaya yang bergerak
dalam bidang konstruksi perpipaan minyak dan gas bumi. Spesialisasi bidang
usaha PT BALI GRAHA SURYA adalah mekanikal dan elektrikal. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Prabowo dan Singgih (2009) yang
selanjutnya diolah dengan menggunakan skala Guttman maka diperoleh
variabel-variabel risiko yang relevan pada proyek pemasangan instalasi pipa
gas. Dari 37 variabel risiko yang dianalisis dalam kuesioner pendahuluan, terdapat
dua variabel risiko yang tidak relevan yaitu variabel hambatan dari masyarakat
yang mengarah ke anarkis dan faktor lingkungan yang mungkin terjadi pada saat
pembuangan air hydrotest. Responden yang dalam hal ini adalah karyawan dan
pihak manajemen proyek, juga menambahkan variabel risiko yang mungkin dapat
terjadi pada proyek. Tambahan variabel risiko dari responden adalah adanya
bahaya gangguan pernapasan yang masuk ke dalam sumber bahaya pengecatan. Hasil
dari kuesioner pendahuluan akan dipakai sebagai variabel dalam kuesioner utama
untuk mendapatkan nilai probabilitas dan dampak dari setiap variabel.
Variabel-variabel risiko yang relevan
terhadap pelaksanaan proyek konstruksi pipa gas pada PT BALI GRAHA SURYA
sejumlah 36 variabel risiko. Terdapat 3 variabel risiko yang paling dominan
memengaruhi kegiatan konstruksi yaitu (1) bahaya terbakar, sinar UV dari
pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan api las, bahaya kejatuhan pipa, fume
atau asap logam, tersetrum mesin las; (2) risiko tertimpa dan terjepit pipa
pada proses stringing pipa; (3) kondisi tanah yang labil yang
mengakibatkan keruntuhan pada bantaran sungai. Berdasarkan atas variabel
dominan yang dipilih untuk diprioritaskan, maka solusi untuk mengendalikan
risiko adalah mewajibkan pekerja untuk menggunakan APD yang sesuai, memeriksa
semua kondisi isolasi untuk mengetahui kondisi alat yang akan digunakan,
bekerja sesuai dengan SOP, memasang dinding pengaman galian, dan penempatan
tanah bekas galian minimal 1 meter dari bibir galian. Beberapa rekomendasi
perbaikan berkelanjutan yang dapat diusulkan kepada pihak manajemen adalah
memberikan peraturan yang tegas dan jelas terhadap para pekerja agar selalu
memakai APD yang sesuai serta mematuhi prosedur yang ada serta pengawasan
terhadap pelaksanaan pemasangan pipa tetap dipertahankan agar tidak terjadi
kesalahan yang dapat berakibat fatal bagi pekerja dan perusahaan.
Penulis :FitriaDeviAnggrainidanNiLuhPutuHariastuti*
Sumber: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/industri/issue/view/227
Tidak ada komentar:
Posting Komentar