Minggu, 14 Desember 2014

TEKNIK PENGEMBANGAN INDUSTRI EKOTOURISME KOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN

Abtrak
Hasil penelitian sebelumnya telah diperoleh tipologi pengembangan potensi ekotourisme di Kota Batu dan potensi ekotourisme wisata Cangar. Namun demikian belum diungkap lebih jauh pengembangan industri ekotourisme Kota Batu dalam perspektif kebijakan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengembangan ekotourisme Kota Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengembangan ekotourisme Kota Batu dalam perspektif kebijakan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka fokus penelitian ini adalah pengembangan industri ekotourisme Kota Batu dalam perspektif kebijakan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian Fenomenologi. Subyek penelitian adalah Badan Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kota (Bappeko) Batu dan Dinas Pariwisata Kota Batu. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawancara mendalam. Data penelitian yang diperoleh dianalisis dengan analisis kualitatif (content analysis) dengan menggunakan Interactive Model dari Miles and Huberman. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dinyatakan bahwa pengembangan industri ekotourisme Kota Batu dalam perspektif kebijakan jika dikaji dari standar pengembangan potensi ekotourisme menurut indikator International Ecotourism Society dan Mader, sudah termasuk baik. Pengembangan industri ekotourisme melibatkan semua dinas di Kota Batu, dan juga meliputi semua aspek Pengembangan industri ekotourisme melibatkan semua dinas di Kota Batu, dan juga meliputi semua aspek kehidupan yaitu aspek ekonomi, sosial budaya, politik, dan keamanan.
Kata kunci: industri ekotourisme, pengembangan teknis, perspektif kebijakan
PENDAHULUAN
 World Tourism Organization (Boo, 2004) melaporkan adanya pergeseran pada orientasi industri wisata dari industri wisata konvensional menjadi industri ekotourisme. Pengembangan potensi industri ekotourisme menjadi sebuah trend penggalian Pendapatan Asli Daerah (PAD), termasuk Kota Batu yang mempunyai visi sebagai kota agropolitan bernuansa pariwisata. Hasil penelitian terdahulu telah diperoleh tipologi pengembangan potensi ekotourisme di Kota Batu (Budiyanto, 2006), potensi ekotourisme wisata Cangar (Budiyanto,2005), namun demikian belum diungkap lebih jauh pengembangan industri ekotourisme Kota Batu. Dalam kontek Kota Batu sebagai Kota Agrowisata maka pengembangan industri ekotourisme menjadi strategis.

METODE
 Alur Penelitian Penyusunan Konsep Pengembangan Industri Ekotourisme Kota Batu dalam Perspektif Kebijakan
Pendekatan riset yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif desain Fenomenologi dengan subyek penelitian meliputi Badan Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kota (Bappeko) Kota Batu dan Dinas Pariwisata Kota Batu. Data penelitian dikumpulkan dengan metode dokumentasi untuk data visi,misi, arah kebijakan, konsep, strategi, dan program kerja pengembangan ekotourisme Kota Batu dan wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi kebijakan pengembangan industri ekotourisme Kota Batu yang tertuang dalam Rencana Induk Pengembanan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota Batu dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batu. Sebelum dianalisis data diuji keabsahan datanya dengan menggunakan triangulasi.
 Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan cara analisis isi (content analysis). Analisis isi adalah suatu teknik yang sistematik untuk menganalisis makna pesan dan cara mengungkapkan pesan. Langkah yang dilakukan pada analisis isi dalam penelitian ini menggunakan interactive model dari Miles dan Huberman (Miles & Huberman, 1994). Model ini mengandung 4 komponen yang saling berkaitan, yaitu (1) Pengumpulan data; (2) Penyederhanaan atau reduksi data; (3) Penyajian data; (4) Penarikan; dan Pengujian atau verifikasi simpulan (Budiyanto, 2002).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kota Batu merupakan daerah yang giat mengembangkan industri ekotourismenya dalam upaya meningkatkan PAD, yang tercermin dalam RIPPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah). Pengembangan industri ekotourisme di Kota Batu dilakukan dengan terus menyempurnakan kebijakan yang menyangkut visi, misi, arah kebijakan, konsep, strategi, dan program kerja pengembangan ekotourisme (termasuk industrinya) Kota Batu.
Ekotourisme menurut The Asian Ecotourism Society (2002) dalam Boo (2004) merupakan bentuk perjalanan wisata yang bertanggung jawab ke kawasan alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Sedangkan menurut World Tourism Organization(WTO) dan United Nations Environment Program(UNEP) ekotourisme adalah suatu kegiatan wisata yang menitikberatkan keseimbangan antara menikmati keindahan alam dan upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya. Penerapan ekotourisme yang benar, tidak saja akan mendatangkan devisa tetapi juga dapat mengeliminasi kerusakan lingkungan.
Aktivitas ekotourisme meliputi beberapa prinsip yaitu:
 1) Mengurangi dampak lingkungan;
2) Memberdayakan lingkungan alam dan budaya;
3) Meningkatkan pengalaman positif bagi wisatawan dan penduduk setempat
 4) Meningkatkan dana untuk kegiatan konservasi
 5) Meningkatkan dana untuk kegiatan pemberdayaan penduduk setempat;
6) Meningkatkan sensitivitas untuk kebijakan politik
setempat, lingkungan, dan sosial
7) Mendukung hak pekerja
 8) Fasilitasi pendidikan.
SIMPULAN
Pengembangan industri ekotourisme Kota Batu dalam perspektif kebijakan dilakukan dengan menyempurnakan kebijakan pengembangan pariwisata Kota Batu dengan menggunakan standar pengembangan industri ekotourisme dunia. Pengembangan industri eotourisme tersebut tercermin dalam berbagai aspek kebijakan yaitu visi, misi, arah kebijakan, konsep pengembangan, strategi pengembangan, dan program kerja pengembangan ekotourisme. Pengembangan industri ekotourisme melibatkan semua dinas di Kota Batu, dan juga meliputi semua aspek kehidupan yaitu aspek ekonomi, sosial budaya, politik, dan keamanan. Pengembangan industri ekotourisme berdasarkan indikator The International Ecotourism Societydan Mader di Kota Batu sudah termasuk baik. Hal ini dikarenakan dari indikator pengembangan industri ekotourisme menurut The International Ecotourism Society dan Mader secara umum telah direncanakan dikembangkan dengan baik dalam perpektif kebijakan. Dalam upaya mengembangkan industri ekotourisme Kota Batu, maka diperlukan koordinasi, kerja keras berbagai pihak untuk mengimplementasikan kebijakan pengembangan industri ekotourisme yang terdokumentasi dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota Batu dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batu.


penulis : MOCH. AGUS KRISNO BUDIYANTO












Tidak ada komentar:

Posting Komentar